Minggu, 04 Mei 2014

Wanita Bermata Jely



      Udara panas serta angin membawa debu berhamburan di perkampungan sebuah rumah dan beberapa rumah di sekelilingnya. Hari ini begitu panas, yang menyebabkan udara dan hawa di luar rumah sangat tidak mengenakkan.
     Siang itu meski terik, bambang dengan semangat membawa alat pancingannya ke danau tempat dimana ia bersama teman-temannya sering memancing,dia senang memandangi pemandangan disepanjang jalan menuju tempat ia memancing. Melewati sawah-sawah bertanamkan jagung, menyusuri jalan pedesaan yang biasa dikatakan ramai tapi tidak untuk siang yang panas ini, yono yang tak sengaja bertemu bambang dengan wajah gerah dan mengipas wajahnya bertanya kepada bambang,

Yono    : bambang,, mau kemana kamu siang-siang begini ?
Bambang : kamu tidak melihat alat-alat pancinganku ini ? pastilah  mau kedanau, masa ke hutan.
Yono : panas-panas begini ?
Bambang: ya,, apa boleh buat, ini lauk untuk makan sore nanti..
Yono : okelah,, hati-hati dijalan.. Assalamu Alaikum,,
Bambang: Waalaikum Salam..

     Bambangpun melanjutkan perjalanannya. Jalanan menurun membuat bambang hampir jatuh, sandalnya pun putus sebelah, membuat kaki sebelah kirinya berjalan tanpa alas, ini menambah perjuangannya sampai kedanau. Sesampainya di danau, cuaca mulai mendung, mungkin akan turun hujan, Allah pasti kasihan padaku,, pikirnya.. Tak lama ia memancing, di seberang danau, dia melihat seorang wanita berkerudung putih, membaca sebuah Al-Quran, suaranya yang merdu membuat hati dan pikiran bambang menjadi tenang. Dalam hati dia bertanya “siapa dia ? baru kali ini aku melihatnya “,bambangpun mencoba menghampiri wanita berkerudung putih itu, tapi ketika Bambang mulai melangkahkan kaki, wanita itu sudah menghilang, pergi entah kemana. Bambang penasaran dengan wanita itu, ya,, wanita berparas cantik, berpenampilan anggun, dan bermata jely, sesosok wanita sholeha yang membuat hatinya menjadi terkagum-kagum.
Hujan mulai turun membasahi ubun-ubunnya, bambang yang mendapat cukup banyak ikan bergegas pulang..
Petang mulai datang, suara adzan magrib dari berbagai arah telah berkumandang,bambangpun bergegas ke mesjid. Dengan khusyu’ ia laksanakan shalatnya itu. Setelah shalat, di seberang jalan ia memandangi seorang wanita cantik dengan pipi kemerah-merahan bak St. Khadijah  keluar dengan kerudung putihnya, bambang mulai teringat dengan wanita di seberang danau tadi siang. Tak jauh berbeda dengan kejadian tadi siang, dia masih penasaran dengan wanita itu, tapi apa daya dia hanya lelaki sederhana dan pemalu, melihatnya dari kejauhan sudah membuatnya mengambil nafas panjang dan merasa deg-degan.
Akhirnya bambang tidak tahan untuk diam terus, ia mencoba mengikuti wanita itu dari belakang, ia ingin tau, kemana wanita itu akan pergi. Dengan perlahan kakinya melangkah dan sangat berhati-hati, tapi sayangnya dia kehilangan jejak wanita itu. Dia pun membalikkan badannya untuk kembali pulang kerumah, tapi ternyata matanya memandangi sesosok wanita yang berdiri tak jauh darinya. Diapun terkejut, salah tingkah dan langsung bersegera pergi.
Sesampainya di rumah, dia masih memikirkan Wanita bermata jely itu, tatapannya sangat tajam, menusuk sampai kehati, perasaannya gelisah, resah, dan gundah, seakan-akan malam itu adalah malam yang paling panjang, malam yang paling gelap, dan malam yang paling hening, bambang jadi risau dan galau,” ini karena wanita itu” ucapnya dalam hati .. Tak terasa waktupun menunjukkan untuk shalat isyha, kakinyapun bergegas melangkah untuk berwudhu dan shalat,. Setiap rakaat ia selalu melakukannya dengan sempurna, sampai sujud terakhir,, ia berdoa panjang lebar kepada Sang Khaliq,  “ya Allah, jika ia jodohku maka dekatkanlah,, jika bukan jodohku, maka jodohkanlah,, aamiin“ dalam doanya..
Karena tidur terlalu larut,, ia tak sempat bangun untuk shalat malam, yah,, kebiasaan yang kali ini tak ia penuhi.
Keesokan harinya Bambang sengaja ke danau, berharap sosok wanita bermata jely itu juga berada disana, dan ternyata benar, Sumayyah,, yah.. itulah nama yang sempat didengar oleh bambang ketika teman Sumayyah memanggilnya,dan Bambang tak menyangka, teman dekat sumayyah adalah Leha, teman Bambang waktu SMA, dan ia tiba-tiba teringat seseorang yang sering bersama Leha waktu SMA, dan ternyata,, Sumayyah adalah Aatifah Sumayyah, yang waktu SMA di panggil dengan nama Tifah. Matanya menatap Sumayyah dengan tajam, bibirnya gemetar bak gitar yang dipetik, sosok Tifah yang ia cintai tak tersentuh,, dan ia cintai dalam diam, selama tiga tahun, kini ia hadir kembali dalam kehidupannya dengan penampilan anggun dan masuk dalam kategori Wanita Sholeha. MasyaAllah, kejadian itu meyakinkannya bahwa Sumayyah adalah jodohnya, ia tahu Allah mempertemukan mereka disaat hati mereka sudah siap untuk menjalankan Sunnah, yaitu duduk bersama dalam pelaminan, tapi... ternyata itu salah, Terlihat seorang ikhwan menghampirinya, memegang tangannya, menggandengnya dengan erat, dan memanggilnya istri.. ternyata Allah menulis skenario lain, skenario yang tak diharapkan oleh Bambang, yah,,, sumayyah adalah milik orang lain yang tak bisa lagi dimiliki oleh Bambang. Seketika matanya memerah, dan meneteskan air mata, astagfirulloh, astagfirulloh,, astagfirulloh,, ucapnya dalam hati.. ia memohon ampun kepada Allah, dan mendoakan Sumayyah agar selalu dalam lindunganNya dan menjadi keluarga yang sakinah, Mawaddah, Warohmah bersama sang suami. Aamiin.