Selasa, 28 Februari 2012
Sabtu, 25 Februari 2012
Jumat, 17 Februari 2012
PERGANTIAN REKTOR BUKAN SOLUSI
Menjelang
pilrek UNM 7 maret 2011 telah ada 3 calon yang akan berkompetisi. Prof. Dr.
Arismunandar, M.Pd mengungkapkan jika dirinya kembali mendaftarkan diri karena
ingin melanjutkan apa yang telah dimulainya dan mengembangkan UNM lebih baik
lagi. Dr. Karta Jayadi memaparkan jika niatnya mendaftar untuk menyampaikan
visi-misi yang bisa mengembangkan UNM lebih baik dari yang sekarang. Sedangkan Dr.
Hj. Asmiyati, M.Kes, merasa terdorong mendaftar untuk mewakili kaum perempuan
(unm.ac.id 14/1/2012).
Fakta di atas memberi gambaran tersirat kepada kita bahwa kondisi
kampus UNM belumlah baik atau masih punya berbagai permasalahan.
Pertanyaannya,
apakah dengan pergantian rektor saja dapat mengubah kondisi kampus UNM menjadi
lebih baik dan menyelesaikan permasalahan di UNM?
Analisis Permasalahan yang ada di UNM
akan sampai pada beberapa sebab permasalahan, yaitu:
- Para pelaku pendidikan mulai dari penentu kebijakan hingga para mahasiswa tidak memiliki kesadaran diri yang utuh dan menyeluruh terutama sebagai seorang hamba ALLAH dalam rangka terbentuknya kondisi kampus yang baik. Keinginan menjadi pemimpin di kampus telah lebih dipengaruhi oleh kebanggaan, kedudukan, dan kekayaan dibanding kesadaran akan adanya amanah dan tanggung jawab pemimpin yang akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Hal ini disebabkan karena telah merasuknya pemikiran kapitalisme dalam diri tiap orang di kampus.
- Pemikiran kapitalis pada para pelaku pendidikan memberikan suasana kampus yang kapitalis liberal. Ukuran keberhasilan masyarakat kampus adalah punya jabatan tinggi, kendaraan mentereng, harta tujuh turunan, body dan penampilan model, punya banyak proyek dan hasil penelitian, bangunan pengcakar langit, dan hal-hal duniawi yang lain. Terbentuklah masyarakat kapitalis liberal yang jauh dari kondidi baik.
- Aturan pendidikan yang diberlakukan dari pusat hingga daerah adalah aturan kapitalis, liberal, progender, dan sekuler. Aturan inilah yang memberikan kontribusi terbesar bagi rusaknya kondisi kampus dan timbulnya berbagai permasalahan di kampus.
- Karena permasalahan di UNM disebabkan oleh aturan yang diterapkan tidak berasal dari ALLAH, landasan aturan bukan AL QUr’an dan SUNNAH, pelaku pendidikan tidak memahami aturan ISLAM sehingga menjadi jelaslah bagi kita bahwa
Bagaimana pandangan Islam mengenai
hal ini?
Penyelesaian masalah yang ada di kampus UNM secara tuntas dilakukan
sesuai dengan metode yang pernah dicontohkan Rasulullah, yaitu dengan tiga
tahapan:
- Pembinaan individu dengan tsaqofah islam agar terbentuk individu yang punya kesadaran utuh dan menyeluruh termasuk di kampus.
- Interaksi pemahaman dan peraturan islam di tengah-tengah masyarakat kampus.
- Penerapan aturan islam secara menyeluruh oleh negara termasuk di institusi kampus.
Jika ketiga tahapan di atas telah tercapai, maka memegang sebuah
jabatan kepemimpinan akan dipertimbangkan jutaan kali oleh setiap individu
muslim karena beratnya pertanggungjawaban seorang pemimpin atas apa-apa yang berada
di bawah kepemimpinannya di akhirat kelak. Dalam suatu riwayat, Umar bin Khatab
r.a. mengungkapkan besarnya tanggung jawab seorang pemimpin di akhirat nanti
dengan kata-katanya yang terkenal: “Seandainya seekor keledai terperosok di
kota Baghdad nicaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya:
Mengapa tidak meratakan jalan untuknya?”
Yang harus kita pahami dengan baik adalah bahwa
terbentuknya kondisi kampus yang baik dan berkurangnya permasalahan seminimal
mungkin hanya dapat diperoleh jika aturan Islam diterapkan secara kaffah dalam
naungan daulah khilafah. Maka bagi kita hari ini solusi hanya ada satu yaitu SYARIAH yang diterapkan dalam DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH.
ALLAHU AKBAR!!!