Kamis, 20 Februari 2014

Mahasiswa Tonggak Perubahan Menuju Peradaban Islam yang Gemilang

Al Insan edisi 17/th.III/1435H

Pemuda merupakan generasi penerus estafet pembangunan dan kemajuan bangsa. Merekalah yang menjadi motor penggerak utama perubahan, dengan sosok yang bersemangat, idealis, kritis dan berani serta menjadi inspirator dengan gagasannya. Pemuda pun diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak keterpurukan masyarakat, karena mereka memiliki potensi yang sangat besar dalam melakukan perubahan.
Namun, fakta itu seakan terlihat jauh dari kampus kita, berbagai aksi yang terjadi belakangan membuktikan hal itu, seperti kasus perseteruan  mahasiswa Fakultas Teknik dengan mahasiswa Fakultas Seni di kampus UNM Parang Tambung yang berakhir pada penghentian sementara seluruh aktivitas perkuliahan. Sebelumnya, di kampus UNM Gunung Sari juga terjadi perseteruan antara salah satu himpunan jurusan di Fakultas Ekonomi dengan anggota Sintalaras yang berakhir dengan pembakaran salah satu sekretariat di Fakultas Ekonomi. Hingga kasus terbaru yaitu aksi unjuk rasa mahasiswa UNM dalam rangka memperingati hari anti korupsi (9/12/13), yang  kembali berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Hal ini dipicu karena pada aksi tersebut dilakukan penutupan salah satu ruas jalan A.P Pettarani hingga menyebabkan lalu lintas lumpuh. Tidak hanya melakukan aksi tutup jalan, sebelumnya terjadi kebakaran pos polisi yang disinyalir disebabkan oleh mahasiswa saat melakukan aksi.(Profesi.com 09/12/13)
            Berbagai aksi anarkis yang melibatkan mahasiswa, mengundang perasaan miris. Para generasi muda yang menjadi tumpuan harapan, kini lebih memilih menyampaikan aspirasi mereka dengan cara yang tidak intelektual, berbeda dengan gelar yang disandangkan padanya. Hal ini semakin memperkuat fakta kalau hari ini para generasi muda khususnya mahasiswa mulai kehilangan identitasnya, terkadang organisasi yang menjadi motor penggeraknya hanya menjadi ajang meraih popularitas, eksistensi dan terkadang tujuan- tujuan semu, yang memalingkan diri mahasiswa dari tujuan dan tugas mereka sebenarnya sebagai agen perubahan.
            Sikap kritis dengan turun ke jalan memang wajar dilakukan mahasiswa untuk mengkritik penguasa, namun jika aksi yang dilakukan tidak bisa memberikan solusi tuntas, bahkan hanya menambah masalah ketertiban dan keamanan, itu yang tidak diharapkan. Hari ini dengan penerapan sistem kapitalisme dengan asas sekularisme terutama dalam bidang pendidikan yang berhasil menggerus nilai- nilai akhlak, nilai moral, nilai kemanusiaan dan melanggengkan nilai materi  membuat perlahan - lahan fungsi mahasiswa bergeser. Jadilah  mereka orang – orang yang bergerak bukan karena idealiseme, tetapi sekadar formalitas dan tuntutan kepentingan pribadi.
Tak kalah  hebatnya, paham liberalisme (kebebasan), permisivisme (serba boleh) dan hedonisme (kesenangan) juga menggelayuti generasi muda, sehingga yang ada adalah orang- orang individualis, yang memikirkan diri sendiri dan terjebak dengan kesenangan dunia. Sehingga lengkap sudah potret buram generasi muda.
Ada beberapa hal yang manjadi faktor sehingga pergerakan mahasiswa hari ini tidak dapat memberikan dampak apa- apa bahkan hanya menambah masalah baru, diantaranya, pergerakan mahasiswa yang ada hari ini sebagian besar tidak memiliki ide yang jelas dan metode penerapan ide yang jelas, sehingga konsep dan solusi yang mereka tawarkan tidak langsung menyentuh akar permasalahan, aktivis- aktivis pergerakan hari ini juga bukan sepenuhnya orang yang sadar untuk melakukan perubahan, mereka orang- orang yang pragmatis dan individualis sehingga apa yang mereka perjuangkan tidak jauh- jauh hanya untuk kepentingan diri mereka sendiri. Selain itu ikatan yang dijalin oleh para aktivis dalam organisasi/ lembaganya adalah ikatan manfaat, yang temporal, hanya akan tetap terpelihara selama manfaat yang diinginkan belum tercapai, tetapi setelah manfaat yang mereka inginkan tercapai, maka bubarlah pergerakan mereka. Hal ini terbukti pada berbagai gerakan mahasiswa yang tidak produktif atau “hanya sekedar nama”. Mungkinkah kondisi negeri ini bisa berubah dan maju, jika keadaan para pemudanya mengalami hal seperti itu? Padahal masa depan bangsa ada di pundak mereka sebagai kaum intelektual, yang seharusnya bisa membawa perubahan pada masyarakat. Umat saat ini sesungguhnya sedang menantikan perubahan tersebut, mengeluarkan mereka dari kejahiliyahan dan menyelesaikan masalah-masalah krusial yang tengah dihadapi. Pemudalah yang diharapkan mampu menyelesaikan problematika umat.
Jadi, untuk melakukan perubahan revolusioner ini, bagi orang- orang yang sadar akan kemunduran berpikir umat, terutama mahasiswa harus menempuh beberapa hal, diantaranya melakukan penyadaran kepada mahasiswa bahwa masalah yang ada hari ini bukan masalah pribadinya saja, tetapi permasalahan besar dan sistemik yang harus diatasi bersama- sama, mengarahkan perjuangan semu mereka yang semakin mengokohkan sistem kapitalisme dan berdasar pada ide- ide batil seperti nasionalisme, soasialisme dan komunisme yang bertentangan dengan akidah dan sudah terbukti penerapannya hanya akan menimbulkan kesengsaraan pada manusia menuju perjuangan hakiki harusnya dilandasi akidah islam yang sesuai dengan tuntutan pencipta alam semesta, Allah SWT.
Islam sebagai pandangan hidup, memberikan solusi atas setiap masalah. Islam dapat menjamin hak-hak dan kewajiban warganya dengan diterapkannya melalui sebuah institusi Negara yang disebut dengan Khilafah Islamiyah. Sistem Islam, khususnya dalam pendidikan tak memakai sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.
Pelajar bukan saja diberikan pendidikan berupa ilmu namun juga dididik kepribadiannya dan diperkuat imannya, sehingga akan tercetak pelajar yang menggunakan potensi akal dan iman secara maksimal.Dengan begitu jauhlah pelajar dari tawuran, narkoba, seks bebas, dsb.
Kejayaan Islam masa lalu dan kehidupan sejahtera selama kurang lebih 13 abad muncul karena da’wah Islam yang banyak ditopang oleh para pemuda Islam yang memiliki sikap perjuangan yang gigih, sanggup menyisihkan waktunya siang malam demi perjuangan Islam dan masa depan Islam. Umat Islam di masa lalu terutama para pemudanya unggul karena mereka memeluk Islam secara kaffah, lurus aqidahnya dan taat pada syariat. Para pemudalah yang memegang peran penting dalam berjuang dengan rentang usia para sahabat antara 8 hingga 30 tahunan.  Dengannya,  Islam berhasil dalam memimpin peradaban di dunia. Maka tak heran ulama hadits Ibnu al Jauzi pernah berkata, “wahai para pemuda, kerahkan potensi dirimu selagi masih muda karena belum pernah aku lihat karya yang paling berharga selain yang dilakukan oleh para generasi muda,” (Ibnu alJauzi, Shifatush Shofwah, Jil. IV, hlm. 24). Para mahasiswa Islam, tak inginkah kita menjadi sosok pemuda yang dirindui surga? Seperti halnya Mushab bin Umair atau sosok gagah nan berani seperti Muhamad Al-Fatih yang ketika menginjak usia 21 tahun ia mampu mengubah tatanan kehidupan dunia Islam dengan menklukkan kota Konstantinopel. Cukuplah perkataan Imam Syafii rahimahullah mampu menampar kita dari buaian dunia ini, mampu membangungkan kita dari kelalaian dalam berjuang ini. “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan Taqwa (memiliki ilmu dan bertaqwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, maka ia tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).
Jadi mari bersama- sama memperjuangkan kehidupan yang lebih baik dengan islam Kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah, karena kita masih punya satu kesempatan… “Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti metode kenabian”(HR. Ahmad). Wallahualam bi shawab. []


 

0 komentar:

Posting Komentar